Performa Thierry Henry saat membela Juventus terbilang jauh dari kata mengesankan. Hal itu pula yang membuat Juventus kemudian melego Henry ke Arsenal pada 1999 lalu.
Tapi, siapa yang menyangka, Henry lalu berubah menjadi seorang striker kelas dunia yang rajin mencetak gol. Henry juga menjadi legenda hidup The Gunners, karena mempersembahkan sejumlah prestasi untuk tim asuhan Arsene Wenger.
Namun, mantan rekan setimnya di Juventus, Alessio Tacchinardi, mengisahkan bagaimana Henry sesungguhnya masih ingin membela Bianconeri, sebelum dijual ke Arsenal. Bahkan, Henry sampai menangis ketika mengetahui terpaksa harus meninggalkan Juventus.
"Saya punya kenangan indah bersama Henry. Dia pemuda yang hebat, punya karakter dan semangat, saya belum melihat semuanya. Dia seorang pria sejati," tutur Tacchinardi, seperti dilansir Tutto Mercato.
"Saya tahu dia menangis saat harus meninggalkan Juventus. Dia sudah mulai menyukai tim dan tidak benar-benar ingin pergi,” lanjutnya.
Selain itu, Tacchinardi sejujurnya tidak menyangka bahwa Henry bakal menjadi bomber papan atas dunia. Menurut Tacchinardi, mungkin saat membela Juventus, Henry tidak ditempatkan di posisi yang sesuai dengannya.
"Saya melihat kualitas Henry sangat hebat dalam latihan, tapi saya tidak menyangka bisa menjadi striker yang luar biasa. Saya ingat, (Carlo) Ancelotti menurunkan dia sebagai gelandang kiri atau lebih melebar pada formasi 4-4-2, tapi performanya tak sesuai harapan,” terangnya.
http://news.viva.co.id/news/read/569707-henry-menangis-saat-tinggalkan-juventus
Tapi, siapa yang menyangka, Henry lalu berubah menjadi seorang striker kelas dunia yang rajin mencetak gol. Henry juga menjadi legenda hidup The Gunners, karena mempersembahkan sejumlah prestasi untuk tim asuhan Arsene Wenger.
Namun, mantan rekan setimnya di Juventus, Alessio Tacchinardi, mengisahkan bagaimana Henry sesungguhnya masih ingin membela Bianconeri, sebelum dijual ke Arsenal. Bahkan, Henry sampai menangis ketika mengetahui terpaksa harus meninggalkan Juventus.
"Saya punya kenangan indah bersama Henry. Dia pemuda yang hebat, punya karakter dan semangat, saya belum melihat semuanya. Dia seorang pria sejati," tutur Tacchinardi, seperti dilansir Tutto Mercato.
"Saya tahu dia menangis saat harus meninggalkan Juventus. Dia sudah mulai menyukai tim dan tidak benar-benar ingin pergi,” lanjutnya.
Selain itu, Tacchinardi sejujurnya tidak menyangka bahwa Henry bakal menjadi bomber papan atas dunia. Menurut Tacchinardi, mungkin saat membela Juventus, Henry tidak ditempatkan di posisi yang sesuai dengannya.
"Saya melihat kualitas Henry sangat hebat dalam latihan, tapi saya tidak menyangka bisa menjadi striker yang luar biasa. Saya ingat, (Carlo) Ancelotti menurunkan dia sebagai gelandang kiri atau lebih melebar pada formasi 4-4-2, tapi performanya tak sesuai harapan,” terangnya.
http://news.viva.co.id/news/read/569707-henry-menangis-saat-tinggalkan-juventus
Facebook
Twitter
Google+