Babak Akhir Calciopoli : Kebenaran yang terungkap

Apa definisi dari Calciopoli? .  Bagi kami Calciopoli, Morattipoli, Falsiopoli punya definisi yang sama.

“Calciopoli : usaha sebagian/sekelompok oknum yang tidak mampu meraih prestasi di atas lapangan hingga dengan sengaja menciptakan skema kotor di luar lapangan guna menghancurkan kekuatan sepakbola terbaik dalam sejarah Italia.” -Signora1897-
Skandal Calciopoli dimulai saat Gazzetta Dello Sport memuat transkrip pembicaraan antara Luciano Moggi dengan beberapa pihak dari komisi wasit. Gazzetta Dello Sport sendiri dimiliki oleh seorang Internisti bernama Carlo Buora yang kebetulan adalah Wakil Presiden Inter. Pembicaraan Moggi yang juga dilakukan beberapa petinggi klub lain seperti Milan, Fiorentina dan Lazio ini sebenarnya telah terjadi dua tahun sebelum calciopoli (2004). Namun setelah dikirim ke pengadilan di Turin, Roma dan Naples disimpulkan bahwa tidak ditemukan bukti yang cukup. Plan A Moratti gagal dan dilanjutkan ke Plan B yang melibatkan media, yaitu menyerahkan transkrip ke Gazzetta melalui Carlos Buora. Dengan dimuatnya transkrip tersebut, perhatian dan desakan publik semain menjadi-jadi (di Indonesia kurang lebih kondisinya seperti saat Mahfud MD memutar rekaman pembicaraan Anggodo Wijaya di Mahkamah Konstitusi beberapa tahun lalu).

Dengan semakin gencarnya pemberitaan di media, FIGC pun terpaksa membuka penyelidikan, Galliani yang saat itu menjabat sebagai presiden FIGC dituntut untuk mundur karena ditakutkan akan terjadi “conflict of interest” karena Milan juga terlibat dalam kasus tersebut. Selanjutnya Guido Rossi mengambil alih kepemimpinan FIGC untuk penyelidikan calciopoli. Siapakah Guido Rossi? Selain pernah menyatakan bahwa ia adalah seorang internisti, ia juga adalah salah satu pemegang saham di inter, teman dekat Moratti serta mantan direktur Inter (1995-1999). Selanjutnya diketahui bahwa setelah mendregadasikan Juventus ke serie B, Guido Rossi mengundurkan diri dari FIGC dan kemudian menjabat sebagai Presiden TIM (Telecom Italia), perusahaan yang telah menyediakan bukti penyadapan yang melibatkan moggi dan lain-lain.
Di jajaran dewan direksi TIM inilah terdapat nama – nama seperti Moratti, Carlo Buora (pemilik Gazetta) serta Provera yang kebetulan adalah pemilik dari Pirelli (perusahaan yang memiliki TIM dan sponsor di jersey Inter). Hebatnya lagi, Provera adalah pemegang saham terbesar kedua di Inter Milan. Sederhananya, Telecom Italia, Gazzetta dan Inter Milan semua dimiliki oleh orang – orang yang sama. Mungkin kah TIM memberikan rekaman pembicaraan yang memberatkan Inter? Tentu tidak. Tidak aneh jika pada akhirnya, inter dapat melenggang bersih seolah-olah mereka adalah malaikat. Sedangkan tim-tim lain terutama Juventus harus menanggung sesuatu yang sebenarnya sama sekali tidak pernah dilakukan. Fakta bahwa Inter dihadiahi gelar scudetto 2005 – 2006 dari la’grande Juve meskipun musim itu tidak ada hubungannya dengan bukti-bukti calciopoli (rekaman terjadi tahun 2004) menunjukkan bahwa calciopoli ini sungguh adalah sebuah konspirasi besar. Konspirasi yang tujuan utamanya adalah melenyapkan penghalang–penghalang Inter menuju kesuksesan. 
Pada kasus calciopoli 2 ini Luciano Moggi berhasil menemukan bukti bahwa Facchetti/Inter juga melakukan percakapan dengan komisi wasit (Bergamo). Bahan pembicaraan mereka bahkan jauh lebih fulgar dibandingkan dengan tim manapun. Moggi ingin membuktikan bahwa semua yang dia lakukan selama menjabat sebagai petinggi juve juga dilakukan oleh tim manapun di serie A (termasuk Merda). Dua opsi yang diajukan oleh tim pembela Moggi adalah apakah apakah semuanya bersalah (artinya Inter yang belum dihukum harus menerima hukuman yang setimpal) atau semuanya benar (artinya Juventus bahkan moggi telah dihukum atas kejahatan yang sebenarnya tidak pernah dilakukan). 

 Singkat kata, FIGC menunjuk seorang penyidik yang bernama Stefano Palazzi untuk merangkum semua bukti yang muncul di persidangan calciopoli2 ini. Butuh waktu kurang lebih 1 tahun untuk Palazzi akhirnya mengeluarkan kesimpulan yang sangat mengejutkan. Sebagai catatan persidangan Calciopoli pada tahun 2006 hanya memakan waktu 3 minggu untuk merampok 2 scudetto Juventus serta mendegradasikan La Vecchia Signora ke Serie B. Hasil penyelidikan selama 1 tahun yang dilakukan oleh Palazzi ini kami rangkum dalam beberapa point sebagai berikut :
  • Mempertegas bahwa Juventus tidak didegradasi atas / akibat melakukan pelanggaran Article6 (Melakukan usaha mengubah posisi di klasemen melalui pengaturan score / match fixing) karena memang TIDAK PERNAH TERBUKTI. Juventus hanya terbukti melakukan pelanggaran Article1 (Tindakan tidak sportif, ex : Berhubungan dengan komisi wasit). Pelanggaran atas Article1 biasanya dijatuhi sanksi denda atau maksimal pengurangan 1-3 point di klasemen. Sedangkan pelanggaran untuk Article6 akan dikenai sanksi berat berupa DEGRADASI.
  • Berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan oleh Palazzi selama berlangsungnya persidangan di Napoli, Juventus bersama dengan beberapa pihak/tim lain terbukti melakukan pelanggaran Article 1. Beberapa tim lain tersebut adalah Cellino (Cagliari), Campedelli (Chievo), Foschi (Palermo), Gasparin (Vicenza), Governato (Brescia), Corsi (Empoli), Spalletti (Udinese, coach), Foti (Reggina), MORATTI (INTER) dan Meani (Milan).
  • Palazzi juga menemukan adanya pihak/tim lain yang terbukti melakukan pelanggaran Article6, yaitu : Spinelli (Livorno), FACCHETTI (INTER) dan Meani (Milan).
Berdasarkan pernyataan dari Palazzi tersebut, Juventus pada 2006 sebenarnya hanya melakukan pelanggaran Article1 namun melalui pengadilan super cepat dan penuh rekayasa dijatuhi hukuman degradasi yang sebenarnya merupakan hukuman untuk pelanggaran Article6 yang dilakukan inter. Singkat kata, si Raja divonis bersalah sementara si maling melenggang pergi begitu saja.
Sinetron ini mungkin akan tamat pada tanggal 18 Juli 2011. Hasilnya belum tentu akan sesuai dengan apa yang telah ditemukan oleh Palazzi, karena semua tahu bagaimana system pengadilan di Italia yang hampir mirip dengan di Indonesia. Salah satu pengamat Calciopoli yang merupakan teman dekat kami, Giuseppe Solinas bahkan meyakini Inter tidak akan dijatuhi sanksi apa-apa. Menurut Juventino yang kini tinggal di Canada ini paling maksimal Scudetto 2006 akan ditarik dari Inter dan kemudian dibekukan alias tidak diberikan kepada siapa-siapa.
Apapun hasil yang akan keluar pada tanggal 18 Juli nanti, kami ingin berterima kasih kepada Luciano Moggi & Andrea Agnelli yang telah melakukan tindakan nyata terkait ketidakadilan ini. Berkat usaha gigih Moggi & tim pembelanya selama 5 tahun terakhir banyak fakta baru yang terungkap. Melalui bukti-bukti yang terungkap di persidangan Napoli ini lah Palazzi akhirnya mengambil kesimpulan di atas. Andrea Agnelli juga terus memperjuangkan agar scudetto kita dikembalikan. Media - media di Italia seperti tuttojuve.com dan vecchiasignora.com bahkan membuat petisi agar FIGC mengembalikan scudetto yang telah dicuri dari Si Nyonya Tua. 

Kami mengutip dari Vecchiasignora.com :

MI HAI CHIAMATO LADRO…
TI SEI VANTATO DI ESSERE ONESTO E PULITO….
TI SEI PRESO I MIEI ALLORI..E HAI CREDUTO DI ESSERE MIGLIORE DI ME….
IO HO PAGATO…
SENZA LACRIME E SENZA CHIEDERE PIETà A NESSUNO….
MI SONO RIALZATO CON ONORE E HO TENUTO LA MIA BANDIERA ALTA NEL CIELO…
NEI GIORNI DI TEMPESTA…
IN CUI TUTTI I VILI CHIEDEVANO E BRAMAVANO LA MIA MORTE..
CON ONORE…
MENTRE TU TI NASCONDI DIETRO LA SOLITA IPOCRISIA E MEDIOCRITà…
DIETRO AD UN DITO…
E AD UN MORTO….
OGGI COME SEMPRE IO POSSO ANDARE A TESTA ALTA…
MENTRE TU COME SEMPRE VIVI STRISCIANDO..
COME UNA SERPE VILE E FALSA…
CHE PRIMA SI NASCONDEVA DIETRO GLI ARBITRI E OGGI DIETRO LA PRESCRIZIONE….
IO SONO LA JUVENTUS…
E OGGI IL MIO NOME BRILLA NEL CIELO LUMINOSO E FIAMMEGGIANTE…
E TU…E TU SEI SOLO UN VIGLIACCOCHE SI VANTA DEI TRIONFI ALTRUI!!!!!!!!!!

Artinya :
Engkau memanggil ku pencuri dan bangga menganggap diri bersih dan jujur.
Engkau mengambil kepunyaan ku dan percaya bahwa diri mu lebih baik dari ku.
Aku menerima ganjaran, tanpa air mata dan tanpa meminta belas kasihan dari siapapun.
Aku bangun dengan kebanggan dan menjaga bendera ku tetap berkibar di langit tinggi, di tengah badai.
Ketika kekejian meminta kematian ku, aku mati dengan terhormat.
Sementara engkau bersembunyi dibalik kemunafikan dan orang mati
Hari ini seperti biasanya, saya bisa tetap mengangkat kepala sementara engkau terkubur makin dalam
Ibarat seekor ular palsu dan berbisa
Pertama bersembunyi di belakang wasit dan hari ini dibalik sebuah pandangan awal
Saya adalah Juventus, dan hari ini Nama Ku bersinar terang di langit tinggi
Engkau hanya seorang pengecut yang bangga telah mencuri kemenangan orang lain.
Sumber 
Wawan
About Me

Menjadi Juventini sejak 1998. Alumni Universitas Bhayangkara Surabaya, SMUM Walisongo Gempol, SMPN 1 Jabon, SDN Magersari Sidoarjo

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...